Rabu, 11 Mei 2011

Terapi Pemberian Oksigen

Salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat adalah terapi oksigen (O2). Secara klinis tujuan utama pemberian oksigen adalah :
1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,
2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
Terapi oksigen merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk keperawatan terhadap adanya gangguan pemenuhan oksigen pada klien. Pengetahuan perawat yang memadai terhadap proses respirasi dan indikasi serta metode pemberian oksigen merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal mungkin.
Syarat-syarat Pemberian Oksigen Meliputi :
1. Dapat mengontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi,
2. Tahanan jalan nafas yang rendah,
3. Tidak terjadi penumpukan CO2,
4. Efisien,
5. Nyaman untuk pasien.
Dalam pemberian terapi oksigen perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan oksigen yang diperoleh dari sumber oksigen (tabung O2) merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah komplikasi pada pernafasan.
Humidifier
Humidifier
Indikasi Pemberian Oksigen
Indikasi utama pemberian oksigen adalah :
1. Klien dengan kadar oksigen arteri rendah dari hasil analisa gas darah,
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Berdasarkan indikasi utama tersebut maka terapi pemberian oksigen dindikasikan kepada klien dengan gejala :
1. Klien dengan keadaan tidak sadar,
2. Sianosis,
3. Hipovolemia,
4. Perdarahan,
5. Anemia berat,
6. Keracunan gas karbondioksida,
7. Asidosis,
8. Selama dan sesudah pembedahan.

Metode Pemberian Oksigen

Dapat dibagi menjadi 2 tehnik, yaitu :
1. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan, menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal klien. Ditujukan untuk klien yang memerlukan oksigen, namun masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh sistem aliran rendah adalah :
1. Kanula nasal
2. Kateter nasal
3. Sungkup muka sederhana,
4. Sungkup muka dengan kantong rebreathing,
5. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

1. Kateter Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% – 44%.
- Keuntungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 45%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat.

b. Kanul Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
- Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.
Kanul Nasal
Kanul Nasal
c. Sungkup Muka Sederhana
Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing :
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
- Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
- Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat.
masker non rebreathing
masker non rebreathing

2. Sistem Aliran Tinggi
Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.
Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

Bahaya Pemberian Oksigen

Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.

Daftar Pustaka :

Black, Joyce M. Medical Surgical Nursing ; Clinical Management For Continuity Of Care, W.B Sunders Company, 1999
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Medikal Bedah, edisi bahasa Indonesia, vol. 8, Jakarta, 2001
Carpenito, LYnda Juall. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta, 1999
Doengoes, Merilin E. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi ketiga, Jakarta, EGC, 1999
Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 1999
Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah, YIAPK, Bandung, 1996
Potter, Patricia A. Perry, Anne G. Fundamental of Nursing ; Concepts, Process and Practice, Mosby Year Book, St. Louis, 1997
Taylor, Calor. Et al. Fundamentals of Nursing ; The Art and Science of Nursing Care, Lipincott, Philadelphia, 1997

Makna Ular dan tongkat dibalik lambang kedokteran

Jika seorang dokter akan dilantik.. maka ia akan melakukan sumpah.. Sumpah yang disebut Sumpah Hipokratik.. atau "Hippocratic Oath"..

kira2 bunyinya seperti ini:


di awal sumpah itu, terdapat kalimat:

"I swear by Apollo, the healer, Asclepius, Hygieia, and Panacea"

artinya, "Saya bersumpah atas nama Apollo sang penyembuh, Asclepius, Hygiea, dan Panacea"

untuk Apollo.. Siapa yang gak tau Apollo?? dewa matahari, kesenian, ramalan, dan kesehatan.. tapi~ siapakah tiga nama lainnya? Asclepius, Hygieia dan Panacea..

mari kita mulai cerita kita..

ASCLEPIUS / ASKLEPIOS



Apollo memiliki banyak kekasih.. Salah satunya Coronis seorang putri di Thessaly.. Ia menikahi Coronis, dan tak lama, gadis itu pun mengandung putranya..

Akan tetapi, suatu hari tiba-tiba datanglah seekor burung berwarna putih salju ke hadapannya.. melaporkan bahwa Coronis berselingkuh dengan seorang laki-laki bernama Ishkys..

Apollo mengamuk! dan ia pun membunuh isterinya itu.. Burung putih yang memberi kabar pun terkena imbasnya, ia dikutuk oleh apollo, bulu putih saljunya berubah menjadi hitam pekat.. Burung itu kita kenal sebagai burung gagak, pembawa kabar buruk..

tetapi.. ketika mayat Coronis sedang dibakar, Apollo menyelamatkan putranya dari rahim Coronis.. dinamailah putranya itu dengan nama Asklepios (artinya dalam bhs inggris: To cut open).. Setelah itu, ia menitipkan Asclepius kepada seorang centaur bijak yang bernama Chiron..

Chiron mengajarkan Asclepius berbagai seni penyembuhan.. Seni bedah.. dan lainnya.. Hingga ketika ia dewasa, Asclepius sangat ahli dalam teknik penyembuhan sehingga ia bahkan bisa menyembuhkan yang tak tersembuhkan, yakni kematian..

Suatu hari ketika ia dipanggil untuk menyembuhkan seorang laki-laki yang sekarat di dalam rumah, ia mengurung diri bersama lelaki itu di kamarnya..
memang sudah terlambat, lelaki itu telah meninggal.. Tetapi ketika Asclepius mulai putus asa, tiba-tiba datang seekor ular mendekati tongkatnya.. Karena kaget, Asclepius pun membunuhnya..
Lalu datanglah ular kedua, membawa selembar daun yang kemudian menghidupkan kembali ular yang sebelumnya tewas.. Ular yang membawa daun itu kemudian melilit di tongkat Asclepius, dan Asclepius menggunakan daun yang dibawa ular itu untuk menghidupkan lelaki yang telah meninggal itu..

Kabar terus menyebar bahwa Asclepius mempu menghidupkan orang mati.. dan tidak sedikit juga yang telah ia hidupkan..

Makin sedikitnya orang yang mati membuat Hades resah.. Ia menganggap Saudaranya, Zeus, telah berbuat curang sehingga semakin sedikit orang mati yang masuk kedalam kekuasaan hades..

Zeus pun menemukan akar permasalahan ini, yakni Asclepius.. Untuk mengembalikan keseimbangan alam, maka Zeus melemparkan petir untuk membunuh Asclepius..

Kesal karena putranya dibunuh, Apollo pun membalas Zeus dengan membunuh Cyclopes yang bertugas membuat petir untuk Zeus..
Karena hal itu, Apollo pun di-banned oleh zeus dari langit malam.. dan memerintahkannya untuk mengabdi kepada Admetus, Raja Thessaly..

Setelah Asclepius meninggal, zeus menyadari bahwa ia telah berjasa besar bagi manusia dengan mengajarkan teknik2 kesehatan.. sehingga akhirnya ia diangkat menjadi dewa kesehatan dan diletakkan di langit sebagai rasi bintang Ophiuchus (The Serpent Holder)..

Asclepius memiliki 5 orang puteri..Hygieia (Health), Iaso (Recuperation), Aceso (Recovery), Aglaea (Healthy Glow), dan Panacea (Universal Remedy)..

Hygieia, adalah dewi kesehatan, kebersihan, dan sanitasi.. Jika ayahnya lebih diasosiasikan dengan penyembuhan, Hygieia diasosiasikan dengan pencegahan penyakit.. yakni dengan hidup bersih.. namanya juga akar dari kata Hygiene yang berarti kebersihan..

sedangkan Panacea adalah dewi Penyembuh... dikatakan bahwa dia memiliki sebuah ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit apapun.. hal inilah yang menimbulkan ide di bidang medis, tentang Panacea.. sebuah obat yang efektif untuk penyakit apapun.. hingga saat ini masih dalam penelitian.. (kalau kalian sering bermain RPG, maka kemungkinan kalian sudah familiar dengan panacea, karena sering dijadikan nama item penyembuh..)

tiga puteri Asclepius lainnya, mungkin hanyalah merupakan Demi-god, sehingga kurang mendapat perhatian khusus..

TONGKAT ASCLEPIUS



tongkat yang dililit seekor ular besar, sudah sejak lama dikaitkan dengan kesehatan dan sampai sekarang menjadi lambang Medis di berbagai pelosok dunia.. akan tetapi saat ini seringkali penggunaannya tertukar dengan Tongkat Caduceus milik Hermes..

seperti contoh ini..


yang benar-benar lambang kesehatan adalah Asclepius bukannya Caduceus..

Teknik episiotomi

Menurut buku Ilmu Kebidanan yang disusn oleh Sarwono Prawirohardjo 1999,Penyembuhan luka pada perineum akan lebih sempurna bila pinggirnya lurus dan otot mudah dijahit.Pada persalinan spontan sering terjadi robekan perineum yang merupakan luka dengan pinggir yang tidak teratur.Hal ini akan menghambat penyembuhan per priman sesudah luka dijahit.Oleh karena itu,untuk melancarkan jalannya persalinan,dapat dilakukan insisi pada perineum pada saat kepala janin tam[ak dari luar dan mulai meregangkan perineum.Insisi tersebut mengikut sertakan otot-otot,dilakukan pada garis tengah(episiotomi medioalis) atau kejurusan lateral (episiotomi mediolateral)
Episiotomi adalah insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lender vagina,cincin hymen,jaringan septum rektovaginal,otot-otot dan fasia perineum,serta kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan jalan lahir sehingga mempermudah kelahiran.(Arief Mansjoer,Kapita selekta kedokteran 2001)
Episiotomi biasanya dikerjakan pada hamper semua primipara atau pada perempuan dengan perineumkaku.Episiotomi bertujuan mencegah rupture perineum dan mempermudah pemulihan perineum kaku.Episitomi dlakukan saat perineum telah menipis dan kepala janin tidak masuk kembali ke dalam vagina.(Arief Mansjoer,Kapita selekta Kedokteran 2001)

Menurut Arief Mansjoer dalam buku Kapita selekta Kedokteran 2001 Indikasi dilakukannya episiotomi dan macam-macam dari episiotomi adalah sebagai berikut:
a. Pada keadaan yang mungkin terjadi rupture uteri
b. Janin premature atau adanya gawat janin
c. Janin letak sungsang,persalinan dengan ekstrasi cunam,vakum dan janin besar.

Macam-macam:
  1. Episitomi mediana, merupakan insisi yang paling mudah diperbaiki, lebih sedikit pendarahan, penyembuhan lebih baik dan jarang dispareuni.Episitomi ini dapat menyebabkan ruptur totalis.
  2. Episitomi mediolateral merupakan jenis insisi yang banyak dilakukan karena lebih aman.
  3. Episiotomi lateral, tidak dianjurkan lagi karena hanya dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, pendarahan lebih banyak dan sukar direparasi.

Laserasi spontan pada vagina atau pada perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan.Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali.(APN Revisi 2007)
Menurut Buku panduan APN Revisi 2007, di masa lalu dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya untuk mencegah robekan berlebihan pada perineum,membuat tepi luka rata sehingga mudah dilakukan penjahitan(reparasi), mencegah penyulit ata tahanan pada kepala dan insfeksi tetapi hal tersebut ternyata tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang cukup. Namun, hal ini bukanlah berarti episiotomi tidak diperbolehkan karena indikasi tertentu untuk melakukan episiotomi(misalnya persalinan dengan ekstrasi cunam, distosia bahu, rigitas perineum dan sebagainya).
Episiotomi rutin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
  1. Meningkatkan jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma
  2. Kejadian laserasi derajat tiga atau empat lebaih banyak pada episiotomi rutin dibandingkan dengan tanpa episiotomi
  3. Meningkatkan risiko infeksi (terutama jika prosedur PI diabaikan) (APN, Revisi 2007)
Persiapan
  1. Pertimbangkan indikasi untuk melakukan episiotomi dan pastikan bahwa episitomi tersebut penting untuk keselamatan dan kenyaman ibu dan bayi
  2. Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
  3. Gunakan teknik aseptic atau antiseptic setiap saat, cuci tangan dan pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
  4. Jelaskan pada ibu menapa ia memerlukan episiotomi dan diskusikan prosedur denagn ibu. Berikan alasan rasional pada ibu.(APN, Revisi 2007)

Memberikan anestesi local
Berikan anestesi local secara dini agar obat tersebut memiliki cukup waktu untuk memberikan efek sebelum episiotomi dilakukan. Episiotomi adalah tindakan yang menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesi local adalah bagian dari asuhan sayang ibu.
  1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu klien untuk merasa rileks
  2. Hisap 10ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril ukuran 10ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan jika diperlukan). Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisologis atau air distilasi steril, sebagai contoh larutan 5ml lidokain dalam 5ml cairan garam fisiologis atau air steril
  3. Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4cm (jarum yang lebih panjang boleh digunakan jika diperlukan)
  4. Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum
  5. Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan diepisiotomi
  6. Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam pembuluh darah.jika darah masuk kedalam tabung suntik jangan suntikkan lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali. Alasan:ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian, jika lidokain disuntikan kedalam pembuluh darah
  7. Tarik jarum perlahan sambil menyuntikan maksimal 10ml lidokain
  8. Tarik jarum bila sudah kembali ketitik asal jarum suntik ditusukkan kulit melembung karena anestesi bisa terlihat dan dipalpasi pada perineum disepanjang garis yang akan dilakukan episiotomi.(APN, Revisi 2007)
Prosedur dalam episiotomi menurut buku panduan APN Revisi 2007 sebagai berikut:
  1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat dan 3-4 cm kepala bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.alasannya: melakukan episiotomi akan menyebabkan perdarahan , jangan melakukannya terlalu dini
  2. Masukkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum, kedua jari agak diregangkan dan diberikan sedikit tekanan lembut kearah luar pada perineum.Alasannya: hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan perineum sehingga membuatnya lebih mudah diepisiotomi
  3. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Tempatkan gunting di tengah-tengah fourchette posterior dan gunting mengarah kesudut yang diinginkan untuk melakukan episiotomi mediolateral (jika bukan kidal, episiotomi mediolateral yang dilakukan disisi kiri lebih mudah dijahit). Pastikan untuk melakukan palpasi atau mengidentifikasi sfinter ani eksterna dan mengarahkan gunting cukup jauh kearah samping untuk menghindari sfingter
  4. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau dua guntingan yang mantap. Hindari mengunting jaringan sedikit-sedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga menyulitkan penjahitan dan waktu penyembuhan lebih lama.
  5. Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm kedalam vagina
  6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan dilapisi kain atau kasa steril diantara kontraksi untuk membantu mengurangi pendarahan
  7. Kendalikan kepala, bahu dan bahan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi
  8. Setelah bayi dan plasenta lahir,periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika terjadi perluasan episiotomiatau laserasi tambahan
Laserasi diklasifikasikan berdasar luasnya robekan
a. Derajat I : Mukosa vagina, komisura posterior dan kulit
perineum
b. Derajat II : Mukosa vagina, mukosa posterior, kulit perineum dan
otot perineum
c. Derajat III : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani
d. Derajat IV : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
otot perineum, otot sfingter ani dan dinding depan
rectum (APN, Revisi 2007)

Menjahit laserasi perineum atau episiotomi menurut Buku Panduan APN Revisi 2007 sebagai berikut:
Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis). Inga bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis
Keuntungan teknik penjahitan jelujur
a. Mudah dipelajari (hanya perlu belajar satu jenis penjahitan dan satu atau dua jenis simpul)
b. Tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan
c. Menggunakan lebih sedikit jahitan.

Persiapan penjahitan
  1. Bantu ibu mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya berada ditempat tidur atau meja.topang kakinya dengan alat penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
  2. Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong ibu.
  3. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perieum bisa dilihat dengan jelas
  4. Gunakan teknik aseptic pda saat memeriksa robekan atau episiotomi, memberikan anestesi local dan menjahit luka.
  5. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir
  6. pakai sarung desinfeksi tingkat tinggi atau steril
  7. Dengan menggunakan teknik aseptic, persiapkan peralatan dan bahan-bahan desinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan.
  8. duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan.
  9. gunakan kain atau kasa desinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk menyeka vulva vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya luka.
  10. periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap.pastikan bahwa laserasi atau sayatan perineum hanya merupakan 1 atau 2 jika laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas, periksa lebih lanjut untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat 3 atau 4. Masukkan jari yang besarung tangan kedalam anus dengan hati-hati dan angkat jari tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi sfingter ani. Raba tonus atau ketegangan sfingter. Jika sfingter terluka ibu mengalami laserasi derajat 3 atau 4 dan harus dirujuk segera.
  11. ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril yang baru setelah melakukan pemeriksaan rectum.
  12. berikan anestesi local.
  13. siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat tidak pipih) dan benang.gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat lentur, kuat, tahan lama dan sedikit menimbulkan reaksi jaringan.
  14. tempatkan jarum pada pemenang jarum pada sudut 900, jepit dan jepit jarum tersebut.
Penjahitan Episiotomi atau laserasi pada perineum
  1. cuci tangan secara seksama dan gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Ganti sarung tangan jika ada terkontaminasi atau jika tertusuk jarum maupun peralatan tajam lainnya.
  2. pastikan dan bahan-bahan yang digunakan sudah didesinfeksi tingkat tinggi.
  3. setelah memberikan anestesi local dan memastikan bahwa daerah tersebut sudah dianestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari untuk secara jelas menentukan batas luka. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka. Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan cara menjahitnya menjadi satu dengan mudah.
  4. buat jahitan pertama kurang lebih 1cm diatas ujung laserasi dibagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan dan potong pendek benang yang lebih pendek dari ikatan.
  5. tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit kebawah kearah cincin hymen.
  6. tepat sebelum cincin hymen, masukkan jarum kedalam mukosa vagina lalu kebawah cincin hymen sampai jarum berada dibawah laserasi. Periksa kebagian antara jarum diperineum dan bagian atas laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum kepuncak luka.
  7. teruskan kearah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan jarak tiap jahitan sama dan otot yang terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas kedalam otot, mungkin perlu satu atau dua lapisan jahitan terputus-putus untuk menghentikan perdarahan dan mendekatkan jaringan tubuh secara efektif.
  8. setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis kedua.Periksa lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan.
  9. tusukkan jarum dari robekan perineum kedalam vagina. Jarum harus keluar dari belakang cincin hymen.
  10. ikat benang dengan membuat simpul didalam vagina.potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5cm. Jika ujung benang dipotong terlalu pendek , simpul akan longgar dan laserasi akan membuka.
  11. ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan tidak ada kasa taau peralatan yang tertinggal didalam.
  12. dengan lembut masukkan jari paling kecil kedam anus, raba apa ada jahitan pada rectum. Jika teraba ada jahitan ulangi pemeriksaan rectum 6 minggu pascapersalinan, jika penyembuhan belum sempurna, segera rujuk.
  13. cuci genetalia dengan lembut dengan sabun dan air desinfeksi tingkat tinggi. Bantu ibu mencari posisi yang lebih nyaman .
  14. nasehati ibu untuk
a. menjaga perineumnya selalu bersih dan kering
b. hindari penggunaan obat-obatan tradisional pada perineum
c. cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampaiempat kali per hari
d. kembali dalam seminggu untuk memeriksakan penyembuhan lukanya. Ibu kembali lebih awal jika mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah luka atau daerah tersebut menjadi lebih nyeri